Senin, 23 November 2009

cerita awan

suatu hari aku mendengar bahwa sang awan bergerak berarak menuju air terjun yang ada di bukit sana,, mencoba bermain-main dan tak mempedulikan terik matahari yang menyengat karena dia hanya sebuah awan. bebas bergerak bersama angin.. apa memang air terjun itu membawa pada kesejukan? apakah memang yg awan butuhkan adalah kesejukan? awan tak butuh lg panas matahari yang akan membuat dia membawa titiktitik hujan,, yang kemudian akan membasahi setiap rongga kering kehidupan. tak lagi mengumpulkan bias2 cahaya kemerahan bersama senja..memantulkan cahaya menjadi jingga dan keunguan.dan pergi menjemput malam bersama..

falling down

kau mengaburkan pandanganku. gerimis itu menjadi badai. aku tak lagi sempat memahami apa-apa. tak lagi sempat untuk lari dan berteduh.. cahayaku tak dapat menembus ketebalan mendung itu. hujan lagi lagi menunjukkan kesedihannya yang dalam. kemarahan yang luar biasa. kepedihan itu aku rasakan sebagai sesuatu yang nyata.
badai terjadi selama beberapa hari, menghapus kekeringan yang terjadi beberapa bulan ini dalam sekejap. terhapus begitu saja. tanah menjadi basah. dan sangat basah. semua menjadi basah karena gerimis menjadi badai. semua merasakan kesedihan itu.
selama ini gerimis selalu membawa kedamaian, namun ketika gerimis menjadi badai, itu membawa keharuan. bintang tak lagi terlihat karena tertutup badai. burung-burung bersembunyi dalam sarangnya dan menggigil kedinginan. bersembunyi di balik dedaunan yang terus diguyur hujan, daun-daun basah dan terayun ayun karena tetesan hujan. semua terdiam. hanya nyanyian kesedihan hujan malam itu, biarkan semua diam dan membisu. hanya badai yang mengisi suara malam.

senja menghilang

kembalikan senjaku yang hilang,,
kembalikan..
kembalikan bias-bias sinar yang kita kumpulkan bersama dalam setoples kaca..
kembalikan semua.
bila asa sudah tak ada.
bila sang matahari tak mampu membuat panjang gelombang yg paling panjang..
dan tak ada lagi warna merah menyala untukmu
karena hatiku kaku dan beku
seandainya ada kemauan keras untuk asa
seandainya masih ada rasa
karena yang ada sekarang adalah kecewa..
mulailah..
mulailah..
mulailah..
bila masih ada cita
wujudkan asa

Jumat, 07 Agustus 2009

ketidak pekaanku..

ketika itu hujan turun.. langit menjadi gelap, hitam. dan aku hanya bisa diam.. memandang di kejauhan ketika hujan turun.. tugasku sedikit berkurang, tapi aku sedih.. karena jika saat seperti ini aku harus berdiam dan tak bisa melihat sang alang.. aku tak bisa menunjukkan cintaku pada sang alang.. karena warnaku tertutup awan kelabu. bagaimana keadaan sang alang.. jika hujan tak berhenti dan semakin deras menerpanya? yang aku lihat beberapa hari sebelum musim hujan yang terlalu awal ini datang,ketika aku bisa melihat sang alang dengan waktu yang aku miliki aku melihat ada yang berbeda dengan sang alang. dia tak pernah lagi melihatku dengan tatapan yang aku suka, tak ada lagi senyuman untuk siapapun, sang alang banyak diam dan kulihat amarah yang besar di matanya. aku sedih sekaligus takut. aku takut, aku takut kehilangan sang alang. kenapa dia seperti itu? apakah dia marah dengan keadaan alam yang semakin rusak,, dan dia kehilangan banyak keluarganya? memang aku pun mengutuk ulah manusia yang tidak bisa memelihara alam, mereka sudah tidak bisa menghargai kami lagi, yang ada dipikiran mereka hanya semakin banyak membangun gedung2 bertingkat yang ketika malam cahaya lampu dari gedung-gedung itu dengan genitnya seolah bisa menggantikan cantiknya bintang. itulah kota. manusia seolah olah tenggelam dalam keharusan membangun sebuah kota. semakin banyak perkotaan semakin puas para manusia itu. tak peduli lagi dengan kecantikan bintang, sejuknya angin, burung-burung yang dengan sukarela menyanyi di pagi hari.. dan tentu saja sang alang. aku kembali memikirkan alang dalam lamunanku.. aku mengingat ingat lagi.. apa yang dikatakan angin sahabatku.. bahwa sebenarnya sang alang sedang marah padaku.. aku pun hanya diam, aku tak paham dengan kemarahan sang alang. apa yang sudah kulakukan, mungkin aku tidak peka. tapi apakah ini berarti tanda bahwa sang alang juga punya perasaan yang sama kepadaku? aah,, seandainya iya aku pasti akan bersorak sorak kegirangan, akan aku biaskan cahaya merahku agar menjadi jingga yang paling indah ke segala arah, kupantulkan ke segala sisi permukaan bumi, terpantulkan di gedung-gedung buatan manusia, agar seluruh gedung itu berwarna jingga yang dahsyat, sehingga yang terlihat hanyalah warnaku,dan agar sang alang juga menjadi berwarna keemasan terkena cahayaku,, aku mencintainya.. lalu aku tersadar bahwa keadaan sekarang adalah sang alang marah kepadaku, jadi dia marah bukan hanya karena ulah manusia sepeti yang biasa diumpatkan dia. tapi sang alang marah padaku. kata angin sahabatku, sang alang pernah melihatku sedang mengagumi cemara di atas bukit itu. tapi aku tidak paham, apakah hanya karena aku tidak hanya melihat alang lalu dia berubah marah padaku. aku tidak konsisten katanya. aku hanya melihat cemara itu sesekali karena memang gagah sekali dia disana. dengan hijaunya yang menyejukkan dengan kokohnya dia berdiri tegar di atas bukit itu. tapi tetap bagiku sang alang tak tergantikan. sang alang marah padaku. aku hanya tak lebih dari senja yang menjijikan. senja yang mengaburkan pandangan manusia, bukan senja yang indah. aku sedih.. kenapa sang alang berfikir bahwa aku tidak mencintainya,karena selama ini aku hanya dia yang aku cintai. apa salah jika aku melihat cemara, atau pohon oak? bukan berarti aku mencintai mereka. karena yang aku cinta hanya kamu sang alang.. cintaku selamanya..

Kamis, 06 Agustus 2009

rinduku

sebuah cerita nan indah untuk sang alang.. sungguh sebuah penantian yang panjang dan melelahkan.. debar2 pertama,debar2 kesedihan, debar2 penantian, debar penuh amarah dan cinta,, sang alang, rinduku tak terkira,hanya bisa membara..

cintaku

kamu sang alangku.. aku mencintaimu melebihi diriku sendiri,, meskipun aku hanya sebentar menemanimu, meskipun malam sudah menjemput,dan aku harus rela meninggalkanmu, dan aku selalu ingin bersamamu sang alang. rinduku tak tersampaikan, hanya warnaku yang menunjukkan cintaku kepadamu, ketika aku menjadi senja yang menyala. itulah cintaku..

sadness..

apa yang terjadi pada sang alang?? dia tidak pernah melihatku lagi,, mengabaikanku..dan pergi,, terbawa oleh kaki2 dan tumpukan beton baru,, hingga kamu tersisih,, aku sedih,, dan aku tau kesedihanmu..angin mulai bertanya lagi kepadaku?,,"senja,kenapa km begitu terlihat sedih?" bahkan pagi dan malam tidak bisa kompromi denganmu? aku tak tahu,, aku hanya marah..pada semua..dan angin pun berlalu.. aku pun lagi-lagi larut dalam kesedihan.. meratapi,, kenapa tuhan serasa tidak adil.. aku hanya menjadi sebuah senja.. sang alang,,selama ini hanya kamulah penyelamatku,, aku tau,, mungkin kamu terpaksa tersisih,, tapi,, sang alang,, andai aku boleh memilih,aku ingin meninggalkan semua kepenatan ini, berlalu begitu saja tanpa peduli,berjalan menyusuri kaki langit bersamamu.. jangan sedih sang alang,,aku akan selalu melihatmu,, mencarimu dan mencintaimu..